4 Macam Puasa Wajib Yang Harus Di Lakukan
Macam-macam puasa wajib |
Dakwah - Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa berasal dari kata "śaumu" yang artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, hawa nafsu, dan menahan dari bicara yang tidak bermanfaat.
Sedangkan arti puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu, sesuai dengan Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar...”(Q.S. al-Baqārah/2 :187)
Sedangkan arti puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu, sesuai dengan Firman Allah sebagai berikut:
Setiap orang yang percaya kepada Allah Swt diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadan sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqārah/2 : 183)
Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa puasa itu diwajibkan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar menjadi orang yang bertakwa.
Puasa wajib adalah, puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah balig dan apabila diinggalkan akan mendapat dosa.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqārah/2 : 183)
Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa puasa itu diwajibkan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar menjadi orang yang bertakwa.
Puasa wajib adalah, puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah balig dan apabila diinggalkan akan mendapat dosa.
Adapun macam-macam puasa wajib ada empat yaitu:
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadan yang merupakan rukun Islam keempat. Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Hukumnya adalah fardu ‘ain. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meninggalkan puasa Ramadan tanpa adanya halangan yang dibenarkan menurut syariat. Apabila sedang berhalangan melaksanakan puasa Ramadan, kita wajib menggantikannya pada hari yang lain.
Agar puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pahami ketentuan-ketentuannya.
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadan yang merupakan rukun Islam keempat. Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Hukumnya adalah fardu ‘ain. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meninggalkan puasa Ramadan tanpa adanya halangan yang dibenarkan menurut syariat. Apabila sedang berhalangan melaksanakan puasa Ramadan, kita wajib menggantikannya pada hari yang lain.
Agar puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pahami ketentuan-ketentuannya.
1) Syarat wajib puasa
Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan puasa apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a) berakal,
b) balig, dan
c mampu berpuasa.
2) Syarat sahnya puasa
Di samping syarat wajib ada syarat lain agar puasa kita menjadi sah, antara lain:
a beragama Islam,
b) mumayiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang idak baik,
c suci dari darah haid dan nifas, dan
d) dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.
3) Rukun puasa
Orang yang akan melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa antara lain yaitu:
a) Niat untuk berpuasa
Ketika hendak berpuasa di bulan Ramadan, lakukan niat di dalam hati dengan ikhlas. Apabila diucapkan, maka niat puasa tersebut adalah sebagai berikut :
Artinya: “Saya berniat puasa Ramadan esok hari untuk menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena mentaai perintah Allah Ta’ala.”
Niat untuk melaksanakan puasa dilakukan pada malam hari sebelum memulai puasa dan selambat-lambatnya sebelum terbit fajar. Untuk menjaga agar niat puasa ini tidak terlewatkan, kita boleh mengucapkan niat puasa ini setelah selesai śalat tarawih.
b) Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
4) Hal-hal yang membatalkan puasa
Berpuasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt. Untuk itu kita harus berhati-hati dalam melaksanakannya. Ada enam perkara yang bisa membatalkan puasa kita, yaitu:
a) Makan dan minum
Makan dan minum yang membatalkan puasa adalah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalau makan minum dilakukan dengan idak sengaja karena lupa, hal ini idak membatalkan puasa.
b) Muntah yang disengaja atau dibuat-buat
Apabila muntahnya tidak sengaja, tidak membatalkan puasa.
c Berhubungan suami istri
Orang yang melakukan hubungan suami istri pada siang hari di bulan Ramadan dapat membatalkan puasanya. Ia wajib mengganti puasa itu serta harus membayar kifarat denda. Ada tiga macam kifaratnya, antara lain memerdekakan hamba sahaya, kalau tidak sanggup memerdekakan hamba sahaya maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak kuat berpuasa maka bersedekah dengan memberikan makanan yang mengenyangkan kepada enam puluh fakir miskin dan tiap-tiap orang mendapatkan tiga per rempat liter beras atau yang setara.
d) Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan
e) Gila atau sakit jiwa
f Keluar cairan mani dengan sengaja
5) Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa
Orang yang sedang berpuasa disunnahkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) berdoa keika berbuka puasa,
b) memperbanyak sedekah,
c) salat malam, termasuk śalat tarawih, dan
d) tadarus atau membaca al-Qur’ān.
6) Hal-hal yang mengurangi pahala puasa
Hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa adalah semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Contohnya membicarakan kejelekkan orang lain, berbohong, mencaci maki orang lain, dan sebagainya.
7). Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan
Berpuasa adalah kewajiban bagi seiap muslim. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu boleh tidak berpuasa. Adapun orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasa sebagai berikut:
a Orang yang sedang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau apabila berpuasa sakitnya semakin parah. namun, ia harus menggantikannya di hari lain apabila sudah sembuh nanti.
b Orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada puasanya di hari lain.
c Orang tua yang sudah lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa.
Ia wajib membayar fidyah, yakni bersedekah tiap hari tiga perempat liter beras
atau yang sama dengan itu kepada fakir miskin.
d Orang yang sedang hamil dan menyusui anak. Kedua perempuan ini kalau khawatir akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri atau beserta anaknya mereka wajib mengqada puasanya sebagaimana orang yang sedang sakit. Kalau hanya khawatir akan menimbulkan mudarat bagi anaknya, ia wajib mengqada puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin.
2. Puasa Nazar
Puasa nazar adalah puasa yang dilakukan karena mempunyai nazar janji kebaikan yang pernah diucapkan. Puasa ini wajib dilaksanakan ketika keinginannya atau cita-citanya terpenuhi.
Misalnya, kamu ingin sekali lulus SMP dan memperoleh predikat 10 besar di sekolah. Jika keinginan mulia itu terwujud kamu berjanji untuk puasa 3 hari. nah, ketika cita-cita itu ternyata terpenuhi, maka janji nazar) untuk berpuasa 3 hari tersebut harus segera kamu laksanakan.
Nazar harus berupa amal kebaikan. Kita idak boleh bernazar dengan amal keburukan atau maksiat. Jika seseorang kelepasan bernazar untuk berbuat maksiat kepada Allah Swt, maka hal tersebut tidak wajib bahkan tidak boleh dilakukan, bahkan ia harus berisigfar memohon ampun kepada Allah atas nazar berbuat maksiat tadi.
Adapun hukum puasa nazar adalah wajib dilaksanakan sebagaimana firman Allah Swt sebagai berikut:
Artinya: ”Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana”. (Q.S. al-Insān/76:7)
3. Puasa Qada
Puasa qada adalah puasa yang kita niatkan untuk menggani kewajiban sesudah lewat waktunya. Sebagai contoh orang yang meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban menggani puasa tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya enam hari, wajib baginya mengada enam hari sebanyak jumlah hari yang diinggalkan.
Batas waktu untuk mengqada puasanya adalah sampai datang bulan puasa berikutnya. Apabila tidak dilakukan, ia wajib mengqada serta membayar fidyah.
4. Puasa kifarat
Puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib dilaksanakan apabila terjadi hal-hal berikut:
1) Tidak mampu memenuhi nazar
Nazar merupakan janji yang wajib dipenuhi oleh seseorang. Namun kadangkala seseorang tidak sanggup memenuhi janji tersebut karena ada halangan. Contoh Seseorang berjanji jika sembuh dari sakit, ia akan melaksanakan umrah. Apabila sakit yang dideritanya sudah sembuh, maka dia wajib melaksanakan umrah. Namun, saat itu dia belum mempunyai ongkos untuk pergi umrah. Maka, dia boleh menggantinya dengan membayar fidyah kepada sepuluh orang miskin. jika tidak mampu membayar fidyah, dia wajib berpuasa selama tiga hari.
Nazar merupakan janji yang wajib dipenuhi oleh seseorang. Namun kadangkala seseorang tidak sanggup memenuhi janji tersebut karena ada halangan. Contoh Seseorang berjanji jika sembuh dari sakit, ia akan melaksanakan umrah. Apabila sakit yang dideritanya sudah sembuh, maka dia wajib melaksanakan umrah. Namun, saat itu dia belum mempunyai ongkos untuk pergi umrah. Maka, dia boleh menggantinya dengan membayar fidyah kepada sepuluh orang miskin. jika tidak mampu membayar fidyah, dia wajib berpuasa selama tiga hari.
2) Berkumpul dengan istri pada siang hari di bulan Ramadan
Dalam kasus semacam ini orang tersebut wajib melaksanakan puasa kifarat selama dua bulan berturut-turut.
3 Membunuh secara tidak sengaja
Membunuh merupakan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah Swt dan termasuk dosa besar. Namun, sering kali terjadi kasus terbunuhnya seseorang namun sebenarnya pelakunya tidak menginginkan hal itu terjadi. Contohnya seorang pengemudi sudah berhati-hati saat mengendarai mobil, namun tiba-tiba ada seseorang yang menyeberang jalan dan tertabrak sehingga penyeberang itu tak tertolong nyawanya.
Dalam kasus semacam ini penabrak wajib membayar kifarat berupa memerdekakan hamba sahaya sambil memberikan santunan kepada pihak korban. jika tidak mampu, dia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
4) Melakukan zihar kepada istrinya (menyamakan istri dengan ibunya)
Seorang suami yang menyamakan istri dengan ibunya hukumnya haram. Contoh perilaku menyamakan adalah seorang suami tidak mau melakukan hubungan suami istri (memberi nafkah batin) karena ketika melihat istrinya seperi melihat ibunya. Perlakuan suami seperti ini tentu sangat menyakiti hati dan perasaan istrinya. Hal ini sangat dilarang oleh Allah Swt. Apabila perbuatan ini sudah telanjur, maka suami tersebut harus membayar kifarat dengan memerdekaan hamba
sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut.
5. Mencukur rambut ketika ihram
Ketika sedang melaksanakan ibadah haji, seorang jamaah haji sudah mencukur rambut sebelum tahalul. Maka, jamaah haji tersebut harus membayar kifarat berupa memberikan sedekah kepada enam fakir miskin atau berpuasa tiga hari.
6. Berburu ketika ihram
Pada saat seseorang melaksanakan haji, dia tidak boleh berburu binatang. Jika hal itu dilakukan, maka dia wajib membayar kifarat karena berburu binatang merupakan salah satu dari larangan haji.
Bentuk kifaratnya ditentukan oleh keputusan hakim yang dinilai jujur.
7. Mengerjakan haji dan umrah dengan cara tamattu’ atau qiran
Dalam hal ini ia wajib membayar denda sebagai berikut: menyembelih seekor kambing yang pantas untuk berkurban. Apabila tidak sanggup memotong kambing, ia wajib melaksanakan puasa selama sepuluh hari.
Tiga hari wajib ia kerjakan pada saat ihram paling lambat pada hari raya Haji dan tujuh harinya wajib dilaksanakan sesudah ia kembali ke tanah airnya.
Demikian 4 Macam Puasa Wajib Yang Harus Di Lakukan semoga bermanfaat.
Makasih gan, infonya,.
BalasHapushttp://bit.ly/2FPvxkq