Di Indonesia pada khususnya dan wilayah Asia Tenggara pada umumnya dalam bidang fiqih umat Islam mengikuti
mazhab Imam Syafi’i baik dalam hal ibadah ataupun mu’amalah yang selalu menjadi pedoman sehari-hari. Imam Syafi’i yang dikenal sebagai pendiri mazhab Syafi’i adalah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah
Imam Syafi’i adalah mujtahid, muthlaq dan mustaqil, selain ahli dalam bidang fiqih beliau juga mahir dalam ilmu Hadits dan akidah. Meski beliau dibesarkan dalam keadaan yatim dan dalam satu keluarga yang miskin tidak menjadikan beliau merasa rendah diri apalagi malas, beliau selalu giat dalam mempelajari hadits dari ulama-ulama hadits yang banyak terdapat di Makkah, pada usianya yang masih kecil beliau juga telah hafal Al-Qur’an.
Pada usia yang ke-20 beliau meninggalkan Makkah mempelajari ilmu fiqih dari Imam Malik, karena beliau merasa masih harus memperdalam pengetahuannya, kemudian beliau pergu ke Iraq untuk mempelajari ilmu fiqih dari murid Imam Abu Hanifah yang masih ada, dalam perantauannya tersebut beliau juga sempat mengunjungi Persia dan beberapa tempat lainnya.
Setelah wafat Imam Malik pada 179 H, kemudian beliau pergi ke Yaman dan menetap di sana kemudian mengajarkan ilmu bersama Harun Al-Rasyid. Tak lama setelah itu Imam Syafi’i kembali ke Makkah dan mengajar rombongan jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru. Melalui mengajar tersebutlah madzhab Imam Syafi’i menjadi tersebar luas ke penjuru dunia.
Selanjutnya tahun 198 H, beliau pergi ke Negeri Mesir beiau mengajar di Masjid Amru bin As dan beliau juga menulis kitab Al-Um, Amali Kubra, kitab risalah Ushul Al-fiqh dan memperkenalkan Waul Jadid. Adapun dalam hal menyusun kitab Ushul Fiqh Imam Syafi’i dikenal sebagai orang pertama yang mempelopori penulisan dalam bidang tersebut. Di mesir inilah akhirnya Imam Syafi’i wafat pada tahun 204H, setelah menyebar ilmu dan manfaat kepada banyak orang
Kitab-kitab beliau hingga kini masih banyak dibaca orang dan makam beliau di Mesir sampai detik ini masih ramai di ziarahi oleh orang. Adapun murid-murid beliau yang terkenal diantaranya adalah Muhammad bin Abdullah bin Al-Hakam, Abu Ibrahim bin Ismail bin Yahya Al-Muzani, Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya Al-Buwaiti dan lain sebagainya
Imam Syafi’i adalah orang pertama yang mengarang ilmu ushul fikih, maka sudah pasti dasar pokok yang menjadi pijakan mazhabnya tampak jelas, dengan merujuk pada kitab-kitab serta persoalan-persoalan fikihnya, maka tampak terlihat jelas bahwa
dasar-dasar pokok madzhab Imam Syafi’I yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma, qiyas, istishhab, urf (tradisi), fatwa para sahabat, istiqra, dan aqall ma qiila.
"Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan" (Imam Syafi'i)
"Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i)
"Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i)
"Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i)
"Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i)
"Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i)
"Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i)
"Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i)
"Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i)
"Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi'i)
"Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemelaratannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i)
"Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha" (Imam Syafi'i)
"Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i)
"Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i).
Belum ada Komentar untuk "KUMPULAN NASIHAT EMAS DARI IMAM SYAFI'I TENTANG KEHIDUPAN"
Posting Komentar