Ketika Keikhlasan Dibenturkan Dengan Uang

Ketika Keikhlasan Dibenturkan Dengan Uang
Ketika Keikhlasan Dibenturkan Dengan Uang

Bagaimana menurut anda Ketika Keikhlasan Dibenturkan Dengan Uang... ?
Apa makna ikhlas menurut teman-teman ? Wah sayangnya kita tidak saling beratatap muka, sehingga saya tidak bisa mendengar jawaban Anda.. Mungkin bagi kebanyakan orang, ikhlas itu maknanya melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu tanpa mengharapkan apapun, tanpa ada motif apapun. Dan mungkin barangkali Anda juga mendefinsikan ikhlas itu demikian ?

Tapi menurut saya ikhlas itu bukan soal mengharapkan sesuatu. Ikhlas itu soal kondisi perasaan. Ikhlas itu soal kondisi hati. Ketika kita bekerja dengan senang hati tanpa ada rasa nggerundel itulah yang saya artikan sebagai kerja ikhlas. Ketika kita bekerja tanpa merasa terbebani itulah yang dinamakan kerja ikhlas. Ikhlas itu bukan soal mengharapkan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita lakukan, ikhlas itu soal kita ridha ketika melakukan sesuatu.

Seseorang bekerja dengan senang hati dan ridho (baca: ikhlas) mungkin karena dengan bekerja ia bisa mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan menafkahi keluarganya. Jadi disini artinya ada yang dia harapkan dari apa yang dia kerjakan.
Seseorang menempuh studi dengan senang hati dan ridho (baca: ikhlas) mungkin karena dengan menempuh studi bisa membuatnya lebih mudah meraih cita-citanya. Jadi disini artnya ada sesuatu yang diharapkan dari apa yang dia lakukan.

Menurut saya inilah yang dinamakan ikhlas. Ikhlas itu kondisi perasaan yang damai, tenang, senang, dan ridho ketika kita melakukan suatu hal. Tak peduli berharap atau tidak   berharap.   Menurut   saya   sekalipun   berharap sesuatu dari yang dia lakukan, itu juga merupakan sebuah keikhlasan.
Dewasa ini sebagian orang yang terlalu kikir dengan uangnya seringkali menuding orang lain melakukan sesuatu  tidak  ikhlas.  Misalkan  ada  seorang  teknisi komputer yang sangat ahli. Kemudian ada orang yang ingin belajar dari teknisi ahli ini. Nah ternyata si teknisi ini menetapkan biaya belajar yang harus dibayarkan jika ada  orang yang mau belajar dengan dia. Lalu tanpa berpikir, orang yang mau belajar tadi langsung mengumpat "ngajarin kok nggak ikhlas minta imbalan, jualan ilmu tuh namanya"

Wah seringkali saya bertemu orang semacam ini. Lalu sebenarnya disini siapa yang tidak ikhlas ?
Menurut saya yang tidak ikhlas adalah orang yang mengumpat mengeluhkan kenapa mau belajar kok harus bayar. Kalau si teknisi ahlinya sih terserah mau menetapkan biaya atau tidak asalkan IKHLAS.
Bisa saja si teknisi memberikan pelatihan secara gratis cuma-cuma, tetapi kalau hatinya mengganjal dan nggerundel yah itu malah tandanya tidak ikhlas. Nah beda lagi kalau si teknisi menetapkan biaya belajar. Kalau si murid membayar biaya belajar, maka si teknisi akan melatih dengan senang hati, dengan ridho.. nah kalau sudah begini maka inilah yang dinamakan IKHLAS.

Justru kalau si murid ingin tetap belajar tetapi tidak mau bayar (padahal sebenarnya dia mampu bayar) maka yang tidak ikhlas belajar disini adalah si murid tersebut. Belajar itu ada biayanya, kalau mau belajar ya harus ikhlas segalanya termasuk ikhlas membayar biaya belajar. Kalau pelit, ya berarti belajarnya tidak ikhlas, hehehe..

Lalu kalau ada seorang guru yang tidak meminta bayaran dari muridnya bagaimana ?
Ya silahkan, sah-sah saja asalkan sang guru betul-betul ridho dalam mengajar murid-muridnya. Kalau di dalam hatinya ngedumel & nggerundel yah itu berarti tidak ikhlas atau kurang ikhlas, hehe.

IKHLAS itu soal kondisi rasa, bukan soal mengharapkan atau tidak mengharapkan sesuatu. Semoga bermanfaat, dan yang paing penting Anda tidak harus sepakat dengan pendapat saya, Anda tidak harus setuju dengan pendapat saya.

Semoga bermanfaat
Dikutif dari: Afron Shoji (Penulis Buku Counseling Revolution)

Baca juga artikel terkait lainnya seperti:
Orang Lain Tidak Bisa Menghalangi Rezekimu
Lebih Baik Kamu Single! Tapi Terhormat..
Antara Teman Dan Kasih, Mana Yang Lebih Utama

Belum ada Komentar untuk "Ketika Keikhlasan Dibenturkan Dengan Uang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel