Faktor Kenyataan Mendukung Faktor Keimanan dan Faktor Sejarah

https://inspirasihidupmasakini.blogspot.com/
Faktor Kenyataan Mendukung Faktor Keimanan dan Faktor Sejarah

Sahabat yang budiman judul artikel Mengapa Kita Mengajak Kepada Islam? terbagi kedalam tiga bagian, mohon untuk di baca ketiga bagian tersebut agar bisa memahami secara utuh dan keseluruhan. Pada postingan sebelumnya telah di kupas bagian Kedua yaitu Faktor sejarah. sekarang kita akan membahas bagian yang ketiga yaitu Faktor Kenyataan.

C.Faktor Kenyataan Mendukung Faktor Keimanan dan Faktor Sejarah

Kini kita akan membicarakan factor terakhir, yaitu factor ralita. Jika kita belum merasa cukup dengan penjelasan factor keimanan dan factor sejarah,marilah kita amati factor realita ( kenyataan). Faktor ini merupakan bukti yang kuat dan jelas,yang dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Faktor inilah yang mengharuskan kita kembali kepada islam secara total dalam aspek kehidupan.sungguh ,kita telah mencoba menerapkan pemikiran-pemikiran ,aliran-aliran,dan system-sistem yang kita impor dari timur maupun Barat. Kita juga telah mencoba menerapkan system kapitalis liberal dan social demokrasi di Negara-negar islam. Apa yang di hasilkan oleh system-sistem dan aliran-aliran yang kita impor tersebut? Semua aliran dan system tersbut tidak mampu membebaskan manusia darikelaparan, tidak mampu mengamankan dan menentramkan manusia dari rasa takut, tidak mampu membahgiakan maniusia darikesengsaraan yang diderita sebelumnya, tidak mampu mengokohkan dan menguatkan manusia dari kelemahan yang di alami dan tidak bisa memberikan kejayaan kepada mereka dari kehinaan.Yang jelas, kondisi tetap tidak berubah.Masalh-masalah kitapun belum teratasi, bahkan bertambah parah. kitapun belum beralih dari kondisi yang buruk kepada yang baik.

Oleh karena itu, ketika kita menerapkan suatu system dari berbagai system, atau pemecahan dari berbagai pemecahan ,kita tetap tidak dapat beralih dari keadan yang lebih buruk kepada keadaan yang baik, dan dari keadaan yang baik kepada yang lebih baik. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kita beralih dari keadaan yang buruk kepada keadaan yang lebik buruk. Demikianlah,kita selalu mengeluh, bahkan tiap negarapun mengeluhkan keadaan demikian.

Kita mengeluh dengan adanya dekadensi moral,krisis ekonomi, kerusakan social,dan kehancuran rumah tangga. Kita mengeluh lemahnya keagamaan dan krisis politik,.Kita mengeluh melihat umat terpilah-pilah dan bercerai berai. Dari setiap penjuru banyak sekali keluhan yang datang,namu apa hasil keluhan itu? semua mengeluh ,dan bertanya-tanya dimana obatnya? Padahal obnatnya ada ditangan kita,hanya saj kita tidak mau menggunakannya.

Kita telah mencoba menerapkan system-sistem yang kita datangkan dari barat,dan dari timur, namun kita belum pernah mencoba memperktekan system yang kita miliki sendiri, padahal seharusnya kita memperktekan barang-barang milik kit terlebih dahulu sebelum mengimpor dari sini dan dari sana.Kini system ekonomi melarang mengimpor barang yang sudah diproduksi oleh Negara itu sendiri guna melindungi produk dalam negri.

Demikianlah, orang kaya tidak diperkenankan meminta-minta kepadsa orang lain,karena perbuatan itu melanggar etika moral dan hukum meskipun kita sendiri memiliki kekayaanhukum (syari’ah), memiliki hidayah Rabbaniyyah yang agung.

Sekalipun kita memiliki kekayaan yang besar, namun kita masih suka mencri-cari hukum dan filsafat dari barat dan timur,dan kita masih senantiasa menelusuri jalan kesan dan kemari, serta masih berkeinginan makan dari hidangan orang lain. semua itu telah kita peraktekan, dan kini apa hasil dan manfaatnya? Apa yang harus kita perbuat?.

Yang jelas sampai sekarang umat islam belum mencapai kemajuan dan masih terbelakang,baik disektor industry maupun sector pertanian. Negara seperti Mesir mulai bangkit dalam sector industry, bersamaan dengan nagara jepang pada masa pemerintahan Muhammad al;I, namun perhatikanlah, sampai sejauhmana kemajuan industry jepang.

Negara yang baru saja bangkit dalam sector industry seprti korea, hasil produksinya telah menambah kejantung erpa dan amerika.Sementar kita,senantiasa berada di belakang.Kita belum bisa membuat peralatan yang dibutuhkan oleh sipil.sekiranya tidak dibantu persenjataan Negara lain, kita tidak bisa maju tidak bergerak dimedan pertemupuran sambil berpangku tangan. kita masih bergantun pada pesawat tempur, rudal, altileri, dan senjata-senjata lainnya yang didatangkan dari negar lain. bagaiman mau berperang bila senjata yang kita butuhkan masih dipegang orang lain? Ini baru dari segi militer.

Kita belum bisa memproduksi kenutuhan sipil,sekalipun itu industri ringan,padahal al-qur’an telah mengisyartkan mengenai indutri peralatan perang, seperti dalam firman allah SWT:

“ Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat..” ( QS.Al-Hadid :25)

Allah juga mengisyaratkan tentang industry sipil. Sebagaimana FirmanNya:
“ ….dan berbagai manfaat bagi manisia…..”( QS.al-Hadid :25)



Negara-negara islam bergabung dengan Negara ketiga yang disebut daengan Negara sedang berkembang. Sebenarnya istilah Negara berkembang merupakan ungkapan halus untuk Negara terbelakang.artinya Negara berkembang adalah Negara yang berusaha keras untuk bisa berkembang. Namun sayang,perkembangannya sangat lamban,kita berjalan dimuka bumi ini bagaikan kecepatan kura-kura,padahal orang lain berjalan bagaikan kecepatan rudal.Dengan demikian,setiap hari kita makinterbelakang dibandingkan Negara maju yang hendak kita kejar. dengan perbandingan seperti ini tidak mungkin kita dapat mengejarnya.

Apa yang diperbuat system sekuler yang telah berkifrah di dunia islam? sistem sekuler tidak mampu menciptakan sesuatu dalam bidang kemajuan,padahal sekarang dunia berada pada era industri kedua setelah berkecimpung pada era industri pertama.Kalau pada era industri pertama semua peralatan yang diproduksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, sekarang pada masa era industri kedua segala peralatn diproduksi untuk memenuhi kebutuhan potensial akal pikiran manusia, yaitu masa computer, sudah sampai diman keberadan kita dalam era industri tahap kedua ini? Yang jelas kita masih berada ditingkat nol.

Ketinggalan kita seperti ini tidak hanya dalam sector industri saja, juga dalam sector pertanian. Dunia islam pada hakekatnya adalh Negara agraris, tapi ternyata ia tidak mampu memenuhi kebutuhan diriny sendiri. Negara-negar islam masih sangat membutuhkan impor gandum dan beras dari Negara lain. sekiranya Negara-negara lain menghentikan ekspor gandum dan beras kenegara-negara islam, niscaya kita akan mati kelaparan. Kalau begitu apa yang harus kita lakukan ?
 
Kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri kita sendiri, karena persenjataan yang kita miliki adalah dari orang lain, dan kalau tidak bisa mengenyangkan perut kita sendiri karena bahan pokok yang kita butuhkan berasal dari Negara-negara lain, maka apa yang harus kita lakukan?
 
Wassalam'alaikum Warahmtullah Wabarakatuh

Belum ada Komentar untuk "Faktor Kenyataan Mendukung Faktor Keimanan dan Faktor Sejarah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel