Kecenderungan Manusia Berbuat Jahat dan Menganiaya Diri Sendiri

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang
Assalamu’alaikum WarahmatuLLahi wabaraakatuh.

Alhamdulillahirobil'alamin, segala puji hanya milik Allah Swt, Solawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.


Sejarah dan kisah-kisah kehidupan manusia sejak zaman Nabi adam as. sampai kepada Nabi Muhammad Saw, hampir seluruhnya menunjukan betapa manusia selalu mengulangi kesalahan yang sama,yaitu berbuat aniaya,berbuat hal yang merugikan dirinya sendiri dan perbuatan jahat lainnya.
Dari kisah–kisah dan sejarah para Nabi dan Rasul dapat kita ambil benang merahnya, yaitu adanya perintah Allah Swt, kepada manusia yang tidak berubah dari waktu –kewaktu. Yaitu perintah untuk menyembah Allah Swt, dan mrngikuti ajaran para Nabi, yaitu mencintai segenap manusia dan seluruh alam semesta, selalu berbuat kebaikan,dan mencegah kemunkaran.

Selain itu manusia harus yakin adanya kehidupan sesudah kematian, segala amal perbuatan diperhitungkan. Ajaran tauhid adan ketaatan kepada para Rasul itulah kebenaran yang selalu diajarkan oleh setiap pembawa risalah.
Namun kebanyakan manusia tidak mau merenungkan dan mengambil pelajaran sehingga begitu banyak manusia yang hancur dan musnah peradabnnya.
https://inspirasihidupmasakini.blogspot.com/
Kecenderungan Manusia Berbuat Jahat dan Menganiaya Diri Sendiri

Kecenderungan Manusia Berbuat Jahat dan Menganiaya Diri Sendiri dikarenakan adannya beberapa factor, antara lain:


1. Tubuh manusia tersusun dari unsur jasmani dan ruhani
setidaknya ada dua unsur yang menyusun tubuh manusia, yaitu :unsur jasmani, (bersifat material), dan rohani yang bersifat ghaib. Kehidupan unsur tersebut memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbanagan. Didalam Al-Qur’an banyak disebutkan tentang hal ini diantaranya Allah berfirman:

“ Allah yang mengambil jiwa ( roh) manusia itu ketika wafatnya dan ketika tidurnya sebelum wafat, lalu di tahannya jiwa ( ruh )yang sudah wafat, serta dikembalikan jiwa (ruh) yang lain (yang sedang tidur), sampai waktu yang ditentukan.” ( QS.Az-Zumar:42)
Juga dalam Firman yang lain:
“ ..Alangkah dahsyatnya jikalau engkau melihat oaring-orang yang menganiaya (bersalah) itu sedang merasakan tekanan sakartul maut dan malaikat telah mengembangakan tangannya sambil mengatakan: ‘lapaskanla jiwamu ( ruhmu).” ( QS.Al-‘An’am:93)
Unsur jasmani memiliki nafsu ammarah bissu’ (jiwa yang banyak menyuruh keburukan). Nafsu itu apabila keadaanya dapat menguasai watak yang jujur dan dapat memerintah tabiat yang berdasarkan fitrahnya sehingga dapat mengalahkan kesucian yang murni dan Persiapan yang masih asli.Nafsu yang senantiasa mengajak pemiliknya itu untuk berlaku buruk dan berbuat kejahatan.Sebagaiman disebutkan dalam Al-Qur’an ,Firman Allah Swt :

“ Dan aku tidaklah membebaskan diriku dari kesalahan,Karena sesungguhnya nafsu itu suka sekali menyuruh kepada keburukan,melaikan nafsu yang dikaruniai rahmat oleh Tuhan ku.” ( QS.Yusuf:53)

Unsur jasmani memiliki nafsu Lawwamah (jiwa yang suka seakli mencela diri sendidri),yaitu nafsu yang sudah mencapai tingkat peneliti,pemeriksa dan selalu membuat perhiyungan pada amalan yang dilakukan,yang baik atau yang buruk, kemudian mersa tenang dengan adanya kebaikan dan merasa berduka cita dengan adanya keburukan.
Jiwa yang suka mencela dirinya sendiri disamping persaan yang gembiranya melihat kebaikan ,jiwa ini sudah menduduki tempat pengoreksian dari tubuh manusia itu sendiri. Allah Swt Berfirman :

“ Aku bersumpah dengan hari qiyamat, Dan aku bersumpah pula dengan jiwa yang amat mencela (menyesali dirnya sendiri).” ( QS.Al-Qiamat:1-2)

Unsur jasmani memiliki nafsu muth ma’innah (jiwa yang tenang) yakni manusia itu telah dapat mencapai tingkat yang luhur dalam soal penjagaan jiwanya, dapat memerangi hawa nafsunya dan bersih dari pengruhnya itu,juga dapat mengekang kesyahwatannya,mengatasi segala macam kecurangan, atau kerendahan jiwa ,dirinya dapat di bawanya kearah merebut kebenaran,kebaikan,keindahan dan kesempurnaa, maka manusia yang demikian ini sudah dapat dikatakan mencapai tingkat kebijaksanaan dan kelurusan yang dikehendaki oleh Alla Swt,yakni yang seharusnya ditemukan oleh setiap manusia dalam kehidupan ini,supaya manusia itu dapat berada disisi Allah Swt di alam akhirat nanati dengan memperoleh keridhaanNya secara sempurna.

Allah Swt berfirman :
“ Tetapi Allah telah menimbulkan cintamu kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu terasa indah dalam hatimu dan ditumbuhkannya di dalam hatimu rasa kebencian terhadap kekafiran, kejahatan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang benar.” ( QS.Al-Hujarat:7)

Jika seseorang sudah dapat mencapai tingkat kejiwaan yang tinggi ,sebagaimana tersebut diatas,maka sudah pastilah jiwanya itu merasa tenang.
Allah Swt berfirman :
“ Hai jiwa yang tenang tentram,Kembalilah kepada Tuhanmu dengan merasa senang ( kepada Tuhan)dan diridhai (oleh Tuhan).Maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu Dan masuklah dalam surgaku.” ( QS.Al-Fajr: 27-30 )
Pada kenyataan dalam kehidupan sehari-hari manusia banayak menghadapi hal-hal yng bersifat material,seperti sandang, pangan, papan, kemewahan dan transfortasi, dan alat komunikasi. Sejak awal kehidupan seseorang terus-menerus berhadapan dengan permasalahan yang bersifat material.
Yang pada akibatnya nafsu lawwama, dan amarah lebih mendomonasi, berkembang dan mewarnai kehidupan manusia.Ketergantungan manusia terhadap harta benda,kekuasaan (tahta), ilmu pengetahuan, teknologi,keindahan seni dan budaya. Sikap hidup yang materialis, hedonis dan kapitalis, adalah sikap hidup manusia yang sparatis yang memandang dirinya tidak secara utuh.Sikap hidup yang tidak menyeluruh,mengabaikan satu unsur yanga ada dalam tubuh setiap manusia,yaitu unsur rohani.
Padahal dibandingkan dengan unsur jasmani dan nafsani yang bersifat materi, tidak kekal, akan mati, lalu kembali keasal. Unsur rohani yang bersifat ghaib ,kekal dan abadi dan tidak akan pernah mati kurang mendapat perahtian.Rohani akan hidup selamanya sampai akhir nanti,karena sifatny ghaib,keberadaannya tidak mudah dirasakan dan diamatai,sehingga sebagian besar manusia tidak menyadari dan cendrung mengabaikanya.

2.Lingkungan dan Pendidikan
Hiruk pikuk kehidupan yang seamkin mengharu birukan jiwa manusia mengakibatkan sebagian besar manusia lalai terhadap kepentingannya.Kehidupan ini layaknya sebuah panggung sandiwara yang mempesonakan. Banyak diantara kita yang terpedaya sehingga lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia yang sebenarnya.

Sebagian besar kesempatan hidup sarat dengan hal-hal yang bersifat materi, nafsu amarah dan lawwamah terus menerus digoda dan dimanja,sementara nafsu muthma’innah dibiarkan merana.Apapun kegiatan yamg dilakukan manusia,hamper seluruhnya menyangkut kehidupan yang bersifat materi,manusia digiring sedemikian rupa sehingga dirinya menjadi begitu bergantung pada dunia.Jiwa manusia dijadikan budak material sehingga kehilangan kesadaran atas jati dirinya sebagai manusia,makhluk paling mulia dianatara segala makhluk ciptaan Allah wt.

Sebagian besar manusia telah kehilangan sifat kemanusiaan yang luhur ,rasa malu, cinta sesama,dan kasih sayang.Tindakan criminal merajalela ,anarkisme ada diman-mana ,hukum diabaikan ,main hakim sendiri dibiasakan ,kebenaran dikesampingkan,serta keadilan ditinggalakan.sebagai mana Allah Swt berfirman:

“ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatannya.” ( QS.Al-Jassiyah:23)


Dalam situasi manusia kehilangan sifat kemanusiaannya, sudah merupakan kewajiban kita mohon ampun kepada Allah Swt,memohon bimbingan dan petunjukNYa agar sadar dan mampu memperbaiaki diri,hanya dengan pertolongan Allah Swt kita dapat keluar dari situasi seperti ini.

Pendidikan yang kita terima selama ini hanya bersifat sekuler, memisahkan ilmu pengetahuan umum dengan ilmu pengetahuan agama,pelajaran agama yamg diberikan disekolah umum,pada dasarnya pendidikan yang bersifat ilmu pengetahuan semata. Padahal seungguhnya, ajaran agama islam tidak ada pemisahan antar ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan agama.Bahkan Al-Qur’qn menegaskan bahwa hanaya orang yang memperhatikan bagaimana bumi di ciptakan pergantian malam dan siang,perdaran bulan dan matahari, bahkan penciptaan manusia itu sendiri ,keteraturan yang ada di alam semesta ini semuanya bisa dipelajri dalam ilmu pengetahuanumum.Semuanay memperlihatkan kekuasaan Tuhan yang begitu besar,bagi mereka yang mau merenungkan dan menggunakan akalnya.

Allah melengkapi manusia dengan panca indra, mata,telinga, hati, pikiran, dan akal agar merenungkan segala sesuatu dan memahami betapa besar kekuasaan dan kasih sayang Allah Swt. Semua ilmu pengetahuan yang mendekatkan kita kepada Allah SWt, itu adlah ilmu agama.Pendidikan yang kita miliki sampai saat ini masih bersifat sekuler sehingga kurang menyentuh pendidikan akhalak anak-anak kita.
Oleh karenanya kita tidak perlu merasa heran apabila kenakalan remaja masih merajalela dan sulit dikendalikan.Banyak perbuatan criminal yang semestinya dapat dihindarkan melalui system pendidikan yang baik dan benar ditunjang pula oleh iman dan taqwa.

3. Godaan iblis dan syaithan
Ketika iblis dihukum pleh Allah, diusir dari surga kemudian iblis bersumpah dihadapan Allah Swt, bahwa iblis akan menggoda dan memengaruhi seluruh anak keturunan Adam as (manusia) sehingga banyak manusia yang tidak patuh dan taat kepada AllahSwt. Hal inilah yang merupakan penyebab utam mengapa banyak manusia yng berbuat aniaya. Iblis dan setan telah berikrar untuk menjerumuskan manusia dengan segala cara dan sepanjang masa. Iblis dan setan akan masuk kedalam tubuh mansia bersama aliran darah.
Dosa pertama yang dilakukan oleh Adam as dan Siti Hawa, yaitu bersifat tamak,tidak merasa puasatas hak yang telah dimilikinya,akibat dari godaan iblis. Rasa iri hati, dengki, dan dendam yang ditujnukan olah qabil kepada saudaranay Habil adalh karena godaan setan.

Sikap takabbur, sombong, tinggi hati, dan merasa diri bnerlebih disbanding orang lain, adalah sikap iblis ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Mengagumi diri sendiri, membanggakan kekuasaan (fir’aun), ilmu dan harta benda (Qarun) adalah hasil karya iblis,dan setan. Banyak manusia tergoda oleh iblis dan syethan karena kelemahan yang ada pada diri manusia,yaitu sifat selalu ragu, mudah lupa,enggan menggunakan fikiran dan akal,seta tergesa-gesa dan mudah terpesona pada hal-hal duniawi.
Hanya dengan iman dan taqwa kepada Allah Swt, pada saat terjadinya hari pembalasan, manusia terlindungi dari iblis dan syethan. Dalam hal ini agama mempunyai peranan penting mengantarkan manusia pada keimanan dan ketaatannya kepada Allah swt.

Wassalamu’alaikum WarahmatuLLahi wabaraakatuh.

Belum ada Komentar untuk "Kecenderungan Manusia Berbuat Jahat dan Menganiaya Diri Sendiri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel